Jumat, 01 Maret 2013
Teknis bukan masalah, Sosial-lah masalahnya
Baiklah, saya disini akan mengungkapkan segelintir permasalahan dari pertanian pedesaan kita ( rural agricultur), dari hasil belajar saya dan pengamatan saya. oke, kita mulai dari keadaan pertanian kita sekarang ini. pertanian di negara kita indonesia, bila dilihat dari tenaga kerjanya mayoritas di geluti oleh kaula usia tua, kemudian untuk kepemilikan tanah hanya mempunyai kurang dari seperlapan hektar atau kurang dari 2ooo meter persegi pada petani yang berada di pulau jawa. untuk di pulau lainnya, kepemilikan tanah masih lebih dari 4000 meter persegi. kemudian untuk penanamannya rata-rata dari para petani, untuk tanaman yang sering tuk ditanam yakni tanaman padi, yang ditanam di sawah mereka. permasalahan kita yang terbesar bagi para aktivis pertanian dan pertanian, banyak para ahli yang berbicara bahwa pertanian kita ini, inti permasalahanya pada konsisi sosial baik aspek antropologi dan aspek sosiologi manusia. sebab, dari pusat pemerintahan kebawah dan para petani, hubungan koherennya masih kurang, makanya masih terjadi suatu kesenjangan antara petani dan pemerintah. lalu ada pertanyaan kenapa itu terjadi,?. baik dari pemerintah sendiri dan masyarakat sendiri, pemerintah mempunyai tujuan yang bagus, namun teknisnya penyalurannya masih terasa kurang tepat bagi para petani, karena para petani yang mayoritas di dominasi kaum-kaum usia tua, kaum kaum putus sekolah bahkah kaum kaum yang tak pernah menginjakkan di bangku sekolah. tujuan pemerintah agar pertanian indonesia, itu dapat maju, dan hasilnya maksimal serta dapat mensejahterakan dan itu sebenarnya sangat mulia tujuannya. namun terkadang dalam penyalurannya, di dalam lapangan, kurang memperhatikan kondisi sosial psikologi setiap masyarakat, akhirnya dalam penyalurannya, ada suatu individu yang memanfaatkan bantuan dari pemerintah untuk tujuan keuntungan sendiri dan itu oknum-oknum tenaga dari pemerintah seperti itu. kemudian dengan berjalannya waktu, masyarakat merasakan sebuah kesulitan dan akhirnya mereka tersadar bahwa pemerintah tidak membantu mereka. padahal dari pemerintah sudah menyalurkan bantuan-bantuanya kepada para petani, namun bantuan tersebut mandek tidak tersampaikan secara maksimal ke para petani. sehingga tujuan dari pemerintah gagal bagi petani, dan berhasil bagi pemerintah sendiri, karena sudah merasa membantu masyarakat petani. inilah permasalahan sosial kita, seharusnya petani satu jawaban dengan pemerintah, ini malah berbeda jawaban dengan pemerintah. dis comunication yang terjadi sekarang ini. masyarakat petani, teriak teriak akan kesulitan dalam pembudidayaan tanaman pangannya, pemerintah juga teriak teriak akan bantuan yang telah di berikan dan sudah merasa memberikan. disini tidak ada yang disalahkan, pemerintah tak bersalah. namun cma permerintah kurang teliti akan anggotanya atau staf stafnya. pemerintah harus harus lebih jeli membaca kondisi sosial setiap masyarakat petani. petani bila diberikan suatu alat yang canggih, maka mereka akan lebih teriak. karena petani juga buruh, karena diantara petani satu dengan lain terdapat ikatan rasa yang sama sebagai penduduk petani, yang akan tau kesulitan dan kendala masing masing, sehingga mereka saling membantu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar