Hama penting yang sering menyerang tanaman kakao adalah Penggerek buah kakao (PBK), Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis), Penggerek batang/cabang (Zeuzera coffeae), Tikus dan tupai/bajing dan penyakit penting kakao diantaranya yaitu Vascular streak dieback (VSD), Busuk buah, Kanker batang, Antraknose, Jamur akar, Jamur upas.
Kerusakan yang Ditimbulkan dan Pengendaliannya
Penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerella, Famili Gracillariidae, Ordo Lepidoptera
Gejala serangan pada buah (warna kuning tidak merata) Hama kakao
ini sangat merugikan. Serangannya dapat merusak hampir semua hasil.
Penggerek Buah Kakao dapat menyerang buah sekecil 3 cm, tetapi umumnya
lebih menyukai yang berukuran sekitar 8 cm. Ulatnya merusak dengan cara
menggerek buah, memakan kulit buah, daging buah dan saluran ke biji.
Buah yang terserang akan lebih awal menjadi berwarna kuning, dan jika
digoyang tidak berbunyi. Biasanya lebih berat daripada yang sehat.
Biji-bijinya saling melekat, berwarna kehitaman serta ukuran biji lebih
kecil.
Hama ini dapat dikendalikan dengan :
- sanitasi,
Cara sanitasi penting untuk mematikan PBK yang ada dalam buah yang
sudah dipanen. Jika tidak dimatikan, PBK tersebut dapat berkembangbiak
dan menyerang buah yang masih ada di pohon. Setelah buah dipanen,
seluruhnya dibelah, Kulit buah dimasukkan ke dalam lobang dan ditutup
dengan tanah atau dengan plastik untuk membunuh larva yang masih ada /
hidup pada buah. Jika tidak segera dikerjakan simpanlah buah dalam
karung plastik yang diikat rapat. Cara tersebut mencegah PBK keluar dan
menyerang buah yang belum masak di pohon.
- pemangkasan,
Pemangkasan juga bermanfaat untuk mengendalikan PBK. Melalui
pemang-kasan kita mengurangi / membuang cabang, ranting, dan daundaun
yang tidak berguna sehingga penggunaan zat makanan lebih efektif, dan
tanaman kakao akan semakin baik pertumbuhannya, bukan hanya dalam hal
tajuk tetapi juga dalam pertumbuhan buah. Selain itu, pemangkasan akan
memberikan banyak penetrasi sinar matahari, serta gerakan angin yang
bebas sehingga akan mengurangi serangan PBK. Karena itu, lakukanlah
pemangkasan yang tepat waktu dan cara benar, baik dalam pemangkasan
bentuk, pemangkasan produksi, maupun pemangkasan
- pemeliharaan. Pemupukan Dampak
utama pemupukan terhadap tanaman kakao adalah merangsang pertumbuhan
yang baik. Dampak ini meningkatkan ketahanan kakao terhadap PBK. Tanaman
kakao yang tumbuh sehat akan lebih tahan terhadap serangan PBK. Karena
itu, lakukanlah pemupukan yang benar dengan memperhatikan dosis, jenis,
cara, waktu, dan tempat.
- membenam kulit buah,
- memanen
satu minggu sekali, Untuk menurunkan jumlah PBK,sebaiknya semua buah
yang sudah masak atau masak awal dipanen seminggu sekali. Cara ini
menghindari perpanjangan perkembangan / Daur hidup PBK dikebun.
- kondomisasi,
dapat mencegah serangan PBK. Kantong tersebut harus dilobangi di bagian
bawah supaya air dapat keluar. Jika tidak dilubangi, mungkin buah kakao
akan membusuk. Saat yang tepat pengantongan adalah pada saat ukuran
panjang buah sekitar 8 cm.
- serta dengan cara hayati/biologi dengan menggunakan musuh alami.
TERDAPAT CARA YANG LEBIH PRAKTIS, bukan
TERDAPAT CARA YANG LEBIH PRAKTIS, bukan
Kepik pengisap buah kakao Helopeltis spp., Famili Miridae, Ordo Hemiptera
Kepik Helopeltis spp. termasuk hama penting
yang menyerang buah kakao dan pucuk/ranting muda. Serangan pada buah
tua tidak terlalu merugikan, tetapi sebaliknya pada buah muda. Selain
kakao, hama ini
juga memakan banyak tanaman lain, diantaranya: teh, jambu biji, jambu
mete, lamtoro, apokat, mangga, dadap, ubi jalar, dll. Buah muda yang
terserang mengering lalu rontok, tetapi jika tumbuh terus, permukaan
kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Serangan pada buah tua,
tampak penuh bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman, kulitnya
mengeras dan retak. Serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan pucuk
layu dan mati, ranting mengering dan meranggas. Hama ini dapat dikendalikan dengan pemangkasan dan cara hayati.
Penggerek batang/cabang Zeuzera coffeae, Famili Cossidae, Ordo Lepidoptera
Ulat hama ini
merusak bagian batang/cabang dengan cara menggerek menuju empelur
(xylem) batang/cabang. Selanjutnya gerekan membelok ke arah atas.
Menyerang tanaman muda. Pada permukaan lubang yang baru digerek sering
terdapat campuran kotoran dengan serpihan jaringan. Akibat gerekan ulat,
bagian tanaman di atas lubang gerekan akan merana, layu, kering dan
mati.
Cara pengendalian meliputi :
- lubang gerekan dibersihkan dan ulat yang ditemukan dimusnahkan.
- Cara
mekanis yang lain adalah memotong batang/ cabang terserang 10 cm di
bawah lubang gerekan ke arah batang/ cabang, kemudian ulatnya
dimusnahkan/ dibakar.
- Cara hayati bisa dipakai, misalnya dengan Beauveria bassiana, atau agen hayati lain.
Tikus dan tupai / bajing Famili Muridae dan Sciuridae, Ordo Rodentia
Tikus merupakan hama penting,
karena serangannya sangat merugikan. Buah kakao yang terserang akan
berlubang dan akan rusak atau busuk karena kemasukan air hujan dan serangan bakteri atau jamur. Serangan tikus dapat dibedakan dengan serangan tupai/bajing. Tikus menyerang buah kakao yang masih muda dan memakan biji beserta dagingnya. Tikus menyerang terutama pada malam hari. Gejala serangan tupai/bajing umumnya dijumpai pada buah yang sudah masak karena tupai hanya memakan daging buah, sedangkan bijinya tidak dimakan. Biasanya, di bawah buahbuah yang terserang tupai/bajing selalu berceceran biji-biji kakao. Jadi, tikus benarbenar hama, tetapi tupai tidak karena biji bisa dikumpulkan kembali. Tupai menjadi hama (merugikan) apabila biji-biji tadi tidak dikumpulkan.
berlubang dan akan rusak atau busuk karena kemasukan air hujan dan serangan bakteri atau jamur. Serangan tikus dapat dibedakan dengan serangan tupai/bajing. Tikus menyerang buah kakao yang masih muda dan memakan biji beserta dagingnya. Tikus menyerang terutama pada malam hari. Gejala serangan tupai/bajing umumnya dijumpai pada buah yang sudah masak karena tupai hanya memakan daging buah, sedangkan bijinya tidak dimakan. Biasanya, di bawah buahbuah yang terserang tupai/bajing selalu berceceran biji-biji kakao. Jadi, tikus benarbenar hama, tetapi tupai tidak karena biji bisa dikumpulkan kembali. Tupai menjadi hama (merugikan) apabila biji-biji tadi tidak dikumpulkan.
Pengendalian
tikus dilakukan dengan sanitasi dan dengan cara hayati. Juga dapat
digunakan umpan racun tikus (rodentisida) dan dengan menggunakan cara mekanis (perangkap)
Penyakit Vascular streak dieback (VSD) Oncobasidium theobromae, Kelas Basidiomycetes, Ordo Uredinales
Penyakit VSD disebabkan oleh O. theobromae,
yang dapat menyerang di pembibitan sampai tanaman dewasa.
Gejala tanaman terserang, daun-daun menguning lebih awal dari waktu yang sebenarnya dengan bercak berwarna hijau, dan gugur sehingga terdapat ranting tanpa daun (ompong). Bila permukaan bekas menempelnya daun diiris tipis, akan terlihat gejala bintik 3 kecoklatan. Permukaan kulit ranting kasar dan belang, bila diiris memanjang tampak jaringan pembuluh kayu yang rusak berupa garis-garis kecil (streak) berwarna kecoklatan. Penyebaran penyakit melalui spora yang terbawa angin dan bahan vegetatif tanaman. Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembaban. Embun dan cuaca basah membantu perkecambahan spora. Pelepasan dan penyebaran spora sangat dipengaruhi oleh cahaya gelap.
Gejala tanaman terserang, daun-daun menguning lebih awal dari waktu yang sebenarnya dengan bercak berwarna hijau, dan gugur sehingga terdapat ranting tanpa daun (ompong). Bila permukaan bekas menempelnya daun diiris tipis, akan terlihat gejala bintik 3 kecoklatan. Permukaan kulit ranting kasar dan belang, bila diiris memanjang tampak jaringan pembuluh kayu yang rusak berupa garis-garis kecil (streak) berwarna kecoklatan. Penyebaran penyakit melalui spora yang terbawa angin dan bahan vegetatif tanaman. Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembaban. Embun dan cuaca basah membantu perkecambahan spora. Pelepasan dan penyebaran spora sangat dipengaruhi oleh cahaya gelap.
Pengendalian penyakit :
- Dengan memotong ranting/cabang terserang sampai 30cm pada bagian yang masih sehat kemudian dipupuk NPK 1,5 kali dosis anjuran.
- Pemangkasan
bentuk yang sekaligus mengurangi kelembaban dan memberikan sinar
matahari yang cukup. Pemangkasan dilakukan pada saat selesai panen
sebelum muncul flush.
- Parit
drainase dibuat untuk menghindari genangan air dalam kebun pada musim
hujan.-Untuk pencegahan, tidak menggunakan bahan tanaman kakao dari
kebun yang terserang VSD, dan menanam klon kakao yang tahan atau toleran
terhadap VSD.
Busuk buah Phytophthora palmivora, Famili Pythiaceae, Ordo Pythiales
Penyakit ini disebabkan oleh jamur P. palmivora yang
dapat menyerang buah muda sampai masak. Buah yang terserang nampak
bercak bercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari pangkal, tengah
atau ujung buah. Apabila keadaan kebun lembab, maka bercak tersebut akan
meluas dengan cepat ke seluruh permukaan buah, sehingga menjadi busuk,
kehitaman dan apabila ditekan dengan jari terasa lembek dan basah.
Penyebaran penyakit dibantu oleh keadaan lingkungan yang lembab terutama
pada musim hujan. Buah yang membusuk pada pohon juga mendorong
terjadinya infeksi pada buah lain dan menjalar kebagian batang/cabang.
Patogen ini disebarkan oleh angin dan air hujan melalui spora. Pada saat
tidak ada buah, jamur dapat bertahan di dalam tanah. Penyakit ini akan
berkembang dengan cepat pada daerah yang mempunyai curah hujan tinggi,
kelembaban udara dan tanah yang tinggi terutama pada pertanaman kakao
dengan tajuk rapat.
Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan :
- sanitasi kebun
- mekanis (mengumpulkan dan membakar buah yang terserang)
- kultur teknis
- Pengaturan pohon pelindung dan pemangkasan tanaman kakao merupakan hal yang penting dilakukan terutama pada musim hujan
- Penanaman klon resisten atau toleran merupakan cara yang wajib diperhatikan.
Kanker batang Phytophthora palmivora, Famili Pythiaceae, Ordo Pythiales
Penyakit
ini disebabkan oleh jamur yang sama dengan penyebab penyakit busuk
buah. Gejala kanker diawali dengan adanya bagian batang/cabang
menggembung berwarna lebih gelap/ kehitam-hitaman dan permukaan kulit
retak. Bagian tersebut membusuk dan basah serta terdapat cairan
kemerahan yang kemudian tampak seperti lapisan karat. Jika lapisan kulit
luar dibersihkan, maka akan tampak lapisan di bawahnya membusuk dan
berwarna merah anggur kemudian menjadi coklat. Penyebaran penyakit
kanker batang sama dengan penyebaran penyakit busuk buah. Penyakit ini
dapat terjadi karena pathogen yang menginfeksi buah menjalar melalui
tangkai buah atau bantalan bunga dan mencapai batang/cabang. Penyakit
ini berkembang pada kebun kakao yang mempunyai kelembaban dan curah
hujan tinggi atau sering tergenang air.
Pengendalian penyakit :
- Dapat dilakukan dengan mengupas kulit batang yang membusuk sampai batas kulit yang sehat. Luka kupasan dioles dengan fungisida tertentu.
- Pemangkasan pohon pelindung dan tanaman kakao dilakukan agar di dalam kebun tidak lembab.
- Apabila serangan pada kulit batang sudah hampir melingkar, maka tanaman dipotong atau dibongkar.
Antraknose Colletotrichum gloeosporioides, Famili Melanconiacea, Ordo Melanconiales
Penyakit antraknose disebabkan oleh jamur. C. gloeosporioides yang
menyerang buah, pucuk/daun muda dan ranting muda. Pada daun muda nampak
bintik-bintik coklat tidak beraturan dan dapat menyebabkan gugur daun.
Ranting gundul berbentuk seperti sapu dan mati. Pada buah muda nampak
bintik-bintik coklat yang berkembang menjadi bercak coklat berlekuk
(antraknose). Buah muda yang terserang menjadi layu, kering, dan
mengeriput. Serangan pada buah tua akan menyebabkan gejala busuk kering
pada ujungnya. Penyakit ini tersebar melalui spora yang terbawa angin
ataupun percikan air hujan. Penyakit cepat berkembang terutama pada
musim hjan dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi. Pengendalian penyakit :
- Dilakukan
dengan dengan memangkas cabang & ranting yang terinfeksi, mengambil
buah-buah yang sakit dikumpulkan dan ditanam atau dibakar.
- Melakukan pemupukan (N,P,K) satu setengah kali dosis anjuran.
- Pengaturan naungan sehingga tajuk pohon kakao tidak terkena sinar matahari langsung dan
- Perbaikan drainase tanah untuk menghindari genangan air di dalam kebun.
Jamur akar Ganoderma philippii(1), Fomes lamaoensis(2), Rigidoporus lignosus/Fomes lignosus
Ada tiga
jenis penyakit jamur akar pada tanaman kakao, yaitu: (1) Penyakit jamur
akar merah; (2) Penyakit jamur akar coklat; (3) Penyakit jamur akar
putih. Ketiganya menular melalui kontak akar, umumnya penyakit akar
terjadi pada pertanaman baru bekas hutan. Pembukaan lahan yang tidak
sempurna, karena banyak tunggul dan sisa-sisa akar sakit dari tanaman
sebelumnya tertinggal di dalam tanah akan menjadi sumber penyakit.
Ketiga jenis penyakit ini mempunyai gejala: daun menguning, layu dan
gugur, kemudian diikuti dengan kematian tanaman. Untuk mengetahui
penyebabnya, harus melalui pemeriksaan akar.
Pencegahan penyakit dilakukan dengan :
- Membongkar semua tunggul pada saat persiapan lahan terutama yang terinfeksi jamur akar.
- Lubang bekas bongkaran diberi 150gr belerang dan dibiarkan minimal 6 bulan.
- Pada saat tanam diberi 100 gr Trichoderma sp. per lubang.
- Pada areal pertanaman, pohon kakao yang terserang berat dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar di tempat itu juga.
- Lubang bekas bongkaran dibiarkan terkena sinar matahari selama 1 tahun.
- Minimal 4 pohon di sekitarnya diberi Trichoderma sp.
200gr/pohon pada awal musim hujan dan diulang setiap 6 bulan sekali
sampai tidak ditemukan gejala penyakit akar di areal pertanaman kakao
tersebut.
Jamur upas Corticium salmonicolor, Famili Corticiaceae, Ordo Stereales
Penyakit
jamur upas dapat menyerang tanaman kakao, karet, kopi, teh, kina dan
lain-lain. Infeksi jamur ini pertama kali terjadi pada sisi bagian bawah
cabang ataupun ranting. Apabila menyerang ranting dan cabang kecil
umumnya tidak menimbulkan kerugian yang berarti, karena dengan memotong
ranting/cabang kecil yang terserang cukup untuk mengendalikan jamur ini
dan tumbuhnya bunga pada ranting dan cabang kecil tidak kita harapkan.
Serangan dimulai dengan adanya benangbenang jamur tipis seperti sutera,
berbentuk sarang laba-laba. Pada fase ini jamur belum masuk ke dalam
jaringan kulit. Pada bagian ujung dari cabang yang sakit, tampak
daun-daun layu dan banyak yang tetap melekat pada cabang, meskipun sudah
kering. Jamur ini menyebar melalui tiupan angina atau percikan air.
Keadaan lembab dan kurang sinar matahari sangat membantu perkembangan
penyakit ini.
Pengendalian dapat dilakukan :
- Dengan
cara mekanis, yaitu memotong cabang/ranting sakit sampai 15 cm pada
bagian yang masih sehat; membersihkan /mengeruk benangbenang jamur pada
gejala awal dari cabang yang sakit, kemudian diolesi dengan fungisida.
- Cara
kedua adalah dengan kultur teknis, yaitu pemangkasan pohon pelindung
untuk mengurangi kelembaban kebun sehingga sinar matahari dapat masuk ke
areal pertanaman kakao.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar